Minggu, 17 Maret 2019

Bekasam Ikan Tawes


Ø  Nama produk : Bekasam Ikan Tawes (Puntius javanicus)
Ø  Metode produksi
Metode produksi bekasam ikan Tawes yaitu menggunakan metode penggaraman. Selama proses penggaraman, terjadi proses penetrasi garam ke dalam tubuh ikan. Sebaliknya, cairan dalam tubuh ikan akan keluar karena adanya perbedaan konsentrasi. Setelah terjadinya persamaan konsentrasi garam antara tubuh ikan dan lingkungannya, proses yang terjadi selanjutnya yaitu terjadi proses pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah.
Ø  Harga dan kualitas
Kualitas yang dihasilkan dari bekasam menjadikan ikan Tawes menjadikan harga jual yang cukup tinggi serta kualitas ikan yang lebih baik dan jauh lebih awet
Ø  Cara pengolahan
Pembuatan bekasam diawali dengan pemotongan dan pembersihan isi perut ikan, penggaraman dan penambahan sumber karbohidrat. Ikan segar dipotong kemudian dibersihkan sisiknya, insang dan isi perutnya. Ikan yang telah bersih selanjutnya dicuci dengan air bersih. Setelah dicuci bersih ikan direndam dalam larutan air garam 16-20% dari bobot segar ikan selama 24-48 jam. Perendaman dengan larutan garam berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan sehingga tidak boleh ada kontak langsung antara ikan dengan udara luar dan larutan garam harus merendam secara sempurna. Ikan yang telah digarami kemudian dicuci dengan air bersih lalu ditiriskan. Setelah larutan garam ditiriskan, selanjutnya ditambahkan sumber karbohidrat berupa campuran nasi dan tape ketan masing-masing 50% dan 25% berat ikan segar. Ikan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat.
Selama proses fermentasi bekasam garam akan menyebabkan kadar air berkurang sehingga menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Garam akan menyebabkan kondisi fermentasi lebih terkontrol sehingga hanya mikroorganisme halofilik  yang mampu menghasilkan enzim proteolitik yang dapat bertahan hidup.
Ø  Tips memasak
Proses fermentasi biasanya dilakukan selama satu minggu atau lebih tergantung citarasa bekasam yang diinginkan.


Sabtu, 18 Januari 2014

Obama Batasi Kegiatan Pengintaian Intelijen Nasional AS

Dalam pidato hari Jumat (17/1), Obama mengatakan ia memperketat pedoman pengumpulan data percakapan telepon sebagai bagian upaya anti-teror Amerika.


Presiden Amerika Barack Obama mengatakan usulnya mereformasi pengumpulan data intelijen seharusnya lebih memberi rakyat Amerika rasa percaya bahwa hak-hak privasi mereka dilindungi, meskipun pemerintah tetap melakukan cara-cara yang dibutuhkan guna melindungi negara.

Presiden Amerika menyatakan hal tersebut saat memaparkan serangkaian perubahan operasi pengintaian setelah timbul kekhawatiran soal privasi.

Dalam pidato hari Jumat (17/1), Barack Obama mengatakan ia memperketat pedoman pengumpulan data percakapan telepon sebagai bagian upaya anti-teror Amerika. Ia menyatakan akan memulai pengawasan hukum terhadap pengumpulan catatan panggilan telepon oleh pemerintah dan membatasi tindakan mata-mata terhadap sekutu asing.


Pemimpin partai Demokrat di Senat Harry Reid menyambut usul perubahan, dan menyatakan hal itu akan sejalan dengan upaya menyeimbangkan kebutuhan keamanan nasional dan kebebasan pribadi.

Ketua DPR 'John Boehner' dari fraksi Republik mengatakan, Obama gagal memberi penjelasan memadai tentang pentingnya program keamanan nasional Amerika. Dalam pernyataan hari Jumat, ia mengatakan presiden tidak seharusnya membiarkan politik membayangi keputusannya. 





VOA Indonesia

Australia Berjanji, Pelanggaran Wilayah Perairan Indonesia Tidak Akan Terulang


Canberra, - Pemerintah Australia telah meminta maaf karena kapal Angkatan Lautnya tanpa sengaja masuk ke Wilayah Indonesia. Australia pun berjanji pelanggaran wilayah tersebut tidak akan terulang lagi.

"Kita tak akan lagi menemui pelanggaran wilayah perairan Indonesia yg tak disengaja, kita telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa itu tidak terjadi lagi," tegas Menteri Luar Negeri Australia 'Julie Bishop' kepada para wartawan di Perth, Australia seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/1/2014).

Pemerintah Australia pada Jumat, 17 Januari 2014 kemarin mengakui telah beberapa kali memasuki wilayah Indonesia tanpa sengaja sebagai bagian dari operasi pengusiran kapal-kapal pencari suaka, Operation Sovereign Borders.

Namun Australia menegaskan, pihaknya akan tetap melakukan kebijakan menghentikan kedatangan para pencari suaka yg menggunakan kapal-kapal tanpa izin. Sesuai kebijakan ini, otoritas Australia akan menghalau kapal-kapal pencari suaka yg masuk ke wilayahnya dari wilayah Indonesia.

Insiden tersebut telah menimbulkan kemarahan pemerintah Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia pun berjanji akan meningkatkan patroli-patroli Angkatan Laut di sepanjang perbatasan laut wilayah selatannya. Pemerintah Australia menyambut baik peningkatan patroli itu.


"Kami menyambut kerja sama dari Indonesia dalam berpatroli di perairan-perairan tempat kapal-kapal pencari suaka ini bertolak," ujar Bishop.

Di bawah pemerintahan konservatif yg baru, diberlakukan kebijakan baru bagi para pencari suaka. Para pencari suaka yg tiba dengan kapal akan dikirim ke sebuah camp yg ada di salah satu pulau di Samudera Pasifik untuk diproses tanpa adanya kemungkinan untuk tinggal di Australia. Sedangkan kapal yg berhasil dicegat di lautan akan diusir dan dikembalikan ke perairan Indonesia. Bahkan sebagian dari operasi militer tersebut, pemerintah Australia mengakui telah membeli sejumlah sekoci ukuran besar, yg akan digunakan untuk mengangkut para pencari suaka yg perahunya ditangkap oleh patroli AL. Dengan sekoci itu, para pencari suaka akan diarahkan untuk kembali ke wilayah perairan Indonesia.

Hal itulah yg memicu kemarahan Indonesia karena hal itu dianggap bisa melanggar kedaulatan Indonesia. Seperti dilansir ABC Australia, Menteri Luar Negeri RI 'Marty Natalegawa' Australia menyebut hal ini secara potensial bisa dituding memfasilitasi pergerakan pencari suaka dengan kebijakannya menyediakan sekoci.


detik.com